Selasa, 12 Maret 2013

Mahasiswa yng ideal itu.... seperti apa?


NOTE: Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Etika Profesi. 

Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk dirinya sendiri serta orang disekitarnya dalam segala aspek dengan diiringi doa kepada Sang Pencipta.
Mahasiswa yang ideal akan selalu berusaha agar dirinya menjadi yang terbaik sehingga bisa menjadikan dirinya sendiri dan orang lain bangga. Walaupun hasil yang terwujud tidak sesempurna yang diharapkan, namun hasil dari kerja keras seseorang pastilah akan lebih baik dari seseorang yang tidak memperjuangkan dirinya.
Ketika seseorang bekerja keras dan tekun maka disaat tersebut dia sedang memupuk hal-hal baik yang tanpa disadarinya akan sangat membantu baik dimasa sekarang maupun masa depan. Kedisiplinan dan mental yang kuat akan terpupuk pada orang-orang yang mau bekerja keras.
Menjadi yang terbaik untuk dirinya sendiri memiliki arti yang luas. Hal ini dapat kita interpretasikan dengan mematuhi tata tertib kuliah, memiliki pergaulan yang luas, mengikuti organisasi, serta yang terpenting memahami dan menghargai diri sendiri.
Memahami dan menghargai diri sendiri terkadang sering dilupakan oleh orang-orang ketika mereka berjuang keras demi sesuatu. Kadang mereka melupakan kapasitas yang ada pada dirinya dan terlalu memaksakan diri sehingga berdampak buruk pada dirinya di masa mendatang. Contoh: seseorang yang berusaha keras menggapai sesuatu kemudian melupakan makan, mengurangi waktu istirahatnya, atau bahkan melupakan untuk memanjakan dirinya sesekali waktu. Hal ini akan berdampak pada kesehatan fisiknya dimasa mendatang dan apabila jiwanya selalu tertekan akan mengakibatkan stress yang berkepanjangan.
Menjadikan orang lain bangga terhadap apa yang kita capai dapat menjadi cambuk semangat dalam perjuangan keras kita. Keinginan untuk membanggakan orang disekitar kita dan membuat mereka bahagia menjadi kekuatan tersendiri ketika kita sedang terpuruk dan merasa perjuangan kita sia-sia. Bahkan terkadang orang-orang melakukan sesuatu dengan tujuan untuk membahagiakan dan membanggakan orang lain saja tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Ketika kita berjuang keras dan lupa kepada Sang Pencipta, hal ini akan membuat kita menjadi pribadi yang sombong. Kita akan berfikir bahwa semua hasil dari kerja keras tersebut hanyalah dari diri kita sendiri. Padahal keberhasilan seseorang tentulah itu atas kehendak-Nya. Selain itu keberhasilan seseorang tanpa dipungkiri memiliki campurtangan orang lain dibelakangnya. Dibalik kesuksesan yang kita dapatkan terdapat kerja keras orang terdekat kita yang selalu mendorong kita tanpa mengenal pamrih. Dan terkadang kita lupa akan hal itu.
Menjadi mahasiswa yang ideal adalah upaya untuk berusaha menjalankan hal-hal tersebut dengan selaras dan seimbang sehingga ketika kita berjuang tidak lupa akan diri sendiri, orang lain serta Sang Pencipta.

Minggu, 30 Desember 2012

Penyedap rasa khas Jepang (Katsuobushi)

Apabila anda merupakan penggemar masakan Jepang maka akan tidak asing dengan istilah katsuobushi. Katsuobushi merupakan daging ikan cakalang yang diawetkan sedemikian rupa sehingga bentuknya berubah menjadi mirip batang kayu yang keras.
(sumber)
Tahukah kalian bahwa untuk membuat katsuobushi diperlukan kerja yang sangat berat dan waktu yang panjang. Kurang lebih kita membutuhkan waktu setengah tahun untuk membuatnya. Prosesnya pun terbilang rumit dan membutuhkan tingkat keuletan yang sangat tinggi. Secara umum proses yang dilakukan dalam pembuatan katsuobushi adalah:
  1. Pembersihan ikan, pembelahan, dan pembuangan duri
  2. Mengkukus ikan kurang lebih sekitar 2jam
  3. Pengasapan
  4. Molding atau pelapisan dengan lumpur(lapisan inilah yang membuat honkarebushi menjadi keras)
  5. Keringkan di bawah sinar matahari
Sungguh sangat rumit. Apabila kalian ingin tahu lebih detailnya silahkan klik disini. Atau kalian bisa menonton dorama Jepang yang berjudul "Osen" karena pada episode 9 dijelaskan cara membuat katsuobushi dan menjelaskan bahwa arabushi dan honkarebushi(jenis dari katsuobushi) adalah berbeda dalam waktu pembuatannya.

Dibalik penampilannya yang biasa saja, katsuobushi memegang peran penting dalam dunia perkulineran di Jepang. Hal ini tidak mengherankan karena hampir semua masakan menggunakan katsuobushi. Katsuobushi digunakan sebagai penyedap rasa yang biasa digunakan untuk membuat dashi(kaldu dasar untuk membuat semua jenis masakan Jepang) atau menyajikannya langsung diatas makanan(contoh: onigiri, takoyaki, ramen, teppanyaki, dll).
Takoyaki dengan katsuobushi sebagai topping (sumber)


Karena bentuknya yang seperti kayu, kita harus menyerutnya menjadi serpihan kecil agar bisa digunakan sebagai penyedap rasa. Serutan yang umumnya dimiliki oleh keluarga-keluarga di Jepang berupa serutan dari papan kayu.
Serutan katsuobushi (sumber)

Katsuobushi setelah diserut (sumber)
Selain tersedia dalam bentuk batangan(kita harus menyerut sendiri), terdapat pula katsuobushi yang sudah diserut dan dijual dalam kemasan. Ini bertujuan untuk memudahkan dan saving time bagi orang-orang yang sibuk.


Katsuobushi dalam kemasan (sumber)

Festival Kembang Api di Jepang(Hanabi Matsuri)

Sebentar lagi kita akan melewati pergantian tahun. Pada momen ini hal yang paling ditunggu-tunggu masyarakat adalah festival kembang api. Hal ini sudah menjadi hal yang mendunia.Tapi tahukah kalian bahwa fastival kembang api yang ada di Jepang tidak dirayakan saat tahun baru?

Festival kembang api di Jepang akan dilaksanakan pada saat musim panas. Sejarah dilaksanakannya festival ini adalah sebagai perayaan untuk mendoakan penduduk yang meninggal akibat epidemi kolera dan kelaparan besar pada tahun 1732. Untuk sejarah lengkapnya silahkan dibaca disini.

Festival ini biasa disebut dengan "Hanabi Matsuri". Hanabi artinya kembang api, sedangkan matsuri artinya festival. Jadi "Hanabi Matsuri" bermakna festival kembang api. Untuk perayaannya sendiri dilakukan di pinggir sungai. Hal ini dikarenakan refleksi cahaya di air akan terlihat lebih indah. Bukan hanya terdapat kembang api saja, namun terdapat juga tempat hiburan seperti bazzar disekeliling area dilaksanakannya hanabi matsuri.

Masyarakat yang datang beraneka ragam. Mulai dari orangtua, anak-anak dan tentunya remaja. Dan tradisi untuk menghadiri festival ini adalah dengan menggunakan "Yukata". Yukata merupakan kimono non formal yang biasa digunakan untuk menggantikan kimono sesungguhnya disaat terdapat acara non formal. Dan Yukata sudah menjadi pakaian wajib ketika hanabi berlangsung. Walaupun tidak semua orang yang hadir menggunakan yukata, namun sebagian besar akan menggunakannya(terutama perempuan).
(sumber)

(sumber)

BENTO

Membawa bekal makan sudah menjadi hal yang lazim bagi masyarakat kita. Orangtua yang menginginkan anaknya tidak jajan sembarangan biasanya akan memberikan bekal sebagai pengganti uangsaku sekolah. Hal inilah yang membuat masyarakat kita menganggap bekal seolah-olah hanya untuk anak-anak.

Walaupun identik dengan anak-anak, bekal dapat menjadi hal yang istimewa apabila kita mempersiapkannya secara khusus. Di Jepang misalnya, bekal sering sekali digunakan untuk menyatakan rasa cinta. Pelajar putri umumnya akan memberikan bekal makan siang untuk pelajar putra yang dia suka. Bagaimana bekal bisa menjadi begitu spesial sehingga digunakan untuk mengutarakan perasaan cinta? Mari kita cari jawabannya :D

Bento atau o-bento merupakan istilah untuk bekal makanan dalam bahasa Jepang. Bekal makanan ini di pack dengan tempat makan/luch box yang mudah dibawa dan berisi nasi beserta lauk-pauknya. Bento memiliki ciri khas yaitu penataan yang indah dan rapi. Perpaduan warna dan penyusunan lauk sangat diperhatikan dalam membuat bento. Bahkan ada beberapa orang yang sengaja membuat isi dari bento ini dengan bentuk yang unik.


(sumber)
cute onigiri bento (sumber)
panda onigiri bento (sumber)


Hal tersebutlah yang membuat bento menjadi pilihan remaja putri di Jepang untuk menyatakan cinta. Jadi bukan hanya coklat ataupun bunga saja yang dapat digunakan untuk menyatakan cinta. Apakah anda tertarik untuk membuatnya?